Tempat Download Film Bokep Luar Dan Dalam Negeri Terlengkap dan Terupdate

Trending Video

Cerita Dewasa Nikmatnya Memek Tante Muda

ADSENSE HERE!
Situs Terlengkap Untuk Cerita Dewasa Pribadi | Cerita Sex Terbaru | Cerita Mesum | Cerita Ngentot | Cerita Hot | Cerita ABG | Cerita Tante-tante | Cerita Sex Jilbab | Seks Bergambar – Sedap Memek Tante. Saat itu aku yang baru pulang dari kampus pukul 8 malam karena ada mata kuliah malam, setelahnya aku langsung pulang ke kos kosan, sebelumnya sampai aku mampir ke warung unutk mengisi perutku yang lapar, aku mempir ke tempat langgananku di depa rumah, Ibu Evi nama warung makannya, dia berusia 29 tahun.

 Cerita Dewasa Nikmatnya Memek Tante Muda



Dia seorang janda ditinggal mati suaminya dan belum punya anak. Orangnya cantik dan bodynya bagus. Aku melihat warungnya masih buka tapi kok kelihatannya sudah sepi. Wah, jangan-jangan makanannya sudah habis, aduh bisa mati kelaparan aku nanti.

Lalu aku langsung masuk ke dalam warungnya.

“Tante..?” “Eee.. Dik Sony, mau makan ya?”

“Eee.. ayam gorengnya masih ada, Tante?” “Aduhh.. udah habis tuch, ini tinggal kepalanya doang.”

“Waduhh.. bisa makan nasi tok nich..” kataku memelas.

“Kalau Dik Sony mau, ayo ke rumah tante. Di rumah tante ada persediaan ayam goreng. Dik Sony mau nggak?”

“Terserah Tante aja dech..”

“Tunggu sebentar ya, biar Tante tutup dulu warungnya?

“Mari saya bantu Tante.” Lalu setelah menutup warung itu, saya ikut dengannya pergi ke rumahnya yang tidak jauh dari warung itu. Sesampai di rumahnya.

“Dik Sony, tunggu sebentar ya. Oh ya, kalau mau nonton TV nyalakan aja.. ya jangan malu-malu. Tante mau ganti pakaian dulu..”

“Ya Tante..” jawabku. Lalu Tante Evi masuk ke kamarnya, terus beberapa saat kemudian dia keluar dari kamar dengan hanya mengenakan kaos dan celana pendek warna putih. Wow keren, bodynya yang sexy terpampang di mataku, puting susunya yang menyembul dari balik kaosnya itu, betapa besar dan menantang susunya itu.

Kakinya yang panjang dan jenjang, putih dan mulus serta ditumbuhi bulu-bulu halus. Dia menuju ke dapur, lalu aku meneruskan nonton TV-nya. Setelah beberapa saat.

“Dik.. Dik Sony.. coba kemari sebentar?”

“Ya Tante.. sebentar..” kataku sambil berlari menuju dapur. Setelah sampai di pintu dapur.

“Ada apa Tante?” tanyaku.

“E.. Tante cuman mau tanya, Dik Sony suka bagian mana.. dada, sayap atau paha?” “Eee.. bagian paha aja, Tante.” kataku sambil memandang tubuh Tante Evi yang tidak bisa diungkapkan oleh kata-kata. Tubuhnya begitu indah.

“Dik Sony suka paha ya.. eehhmm..” katanya sambil menggoreng ayam.

“Ya Tante, soalnya bagian paha sangat enak dan gurih.” kataku.

“Aduhh Dik.. tolong Dik.. paha Tante gatel.. aduhh.. mungkin ada semut nakal.. aduhh..” Aku kaget sekaligus bingung, kuperiksa paha Tante. Tidak ada apa-apa.

“Nggak ada semutnya kok Tante..” kataku sambil memandang paha putih mulus plus bulu-bulu halus yang membuat penisku naik 10%.

“Masak sih, coba kamu gosok-gosok pakai tangan biar gatelnya hilang.” pintanya. “Baik Tante..” lalu kugosok-gosok pahanya dengan tanganku. Wow, begitu halus, selembut kain sutera dari China. “Bagaimana Tante, sudah hilang gatelnya?”

“Lumayan Dik, aduh terima kasih ya. Dik Sony pintar dech..” katanya membuatku jadi tersanjung.

“Sama-sama Tante..” kataku. “Oke, ayamnya sudah siap.. sekarang Dik Sony makan dulu. Sementara Tante mau mandi dulu ya.” katanya.

“Baik Tante, terima kasih?” kataku sambil memakan ayam goreng yang lezat itu. Disaat makan, terlintas di pikiranku tubuh Tante Evi yang telanjang. Oh, betapa bahagianya mandi berdua dengannya. Aku tidak bisa konsentrasi dengan makanku.

Pikiran kotor itu menyergap lagi, dan tak kuasa aku menolaknya. Tante Evi tidak menyadari kalau mataku terus mengikuti langkahnya menuju kamar mandi. Ketika pintu kamar mandi telah tertutup, aku membayangkan bagaimana tangan Tante Evi mengusap lembut seluruh tubuhnya dengan sabun yang wangi,

Mulai dari wajahnya yang cantik, lalu pipinya yang mulus, bibirnya yang sensual, lehernya yang jenjang, susunya yang montok, perut dan pusarnya, terus vaginanya, bokongnya yang montok, pahanya yang putih dan mulus itu.

Aku lalu langsung saja mengambil sebuah kursi agar bisa mengintip lewat kaca di atas pintu itu. Di situ tampak jelas sekali. Tante Evi tampak mulai mengangkat ujung kaosnya ke atas hingga melampaui kepalanya.

Tubuhnya tinggal terbalut celana pendek dan BH, itu pun tak berlangsung lama, karena segera dia melucutinya. Dia melepaskan celana pendek yang dikenakannya, dan dia tidak memakai CD. Kemudian dia melepaskan BH-nya dan meloncatlah susunya yang besar itu.

Lalu, dengan diguyur air dia mengolesi seluruh tubuhnya dengan sabun LUX, lalu tangannya meremas kedua susunya dan berputar-putar di ujungnya. Kejantananku seakan turut merasakan pijitannya jadi membesar sekitar 50%.

Dengan posisi berdiri sambil bersandar tembok, Tante Evi meneruskan gosokannya di daerah selangkangan, sementara matanya tertutup rapat, mulutnya menyungging.

Beberapa saat kemudian.. “Ayo, Dik Sony.. masuk saja tak perlu mengintip begitu, kan nggak baik, pintunya nggak dikunci kok!” tiba-tiba terdengar suara dari Tante Evi dari dalam. Seruan itu hampir saja membuatku pingsan dan amat sangat mengejutkan.

“Maaf yah Tante. Sony tidak sengaja lho,” sambil pelan-pelan membuka pintu kamar mandi yang memang tidak terkunci. Tetapi setelah pintu terbuka, aku seperti patung menyaksikan pemandangan yang tidak pernah terbayangkan.

Tante Evi tersenyum manis sekali dan.. “Ayo sini dong temani Tante mandi ya, jangan seperti patung gicu?” “Baik Tante..” kataku sambil menutup pintu.

“Dik Sony.. burungnya bangun ya?”

“Iya Tante.. ah jadi malu saya.. abis Sony liat Tante telanjang gini mana harum lagi, jadi nafsu saya, Tante..”

“Ah nggak pa-pa kok Dik Sony, itu wajar..”

“Dik Sony pernah ngesex belum?”

“Eee.. belum Tante..” “Jadi, Dik Sony masih perjaka ya, wow ngetop dong..” “Akhh.. Tante jadi malu, Sony.” Waktu itu bentuk celanaku sudah berubah 70%, agak kembung, rupanya Tante Evi juga memperhatikan.

“Dik Sony, burungnya masih bangun ya?” Aku cuman mengangguk saja, dan diluar dugaanku tiba-tiba Tante Evi mendekat dengan tubuh telanjangnya meraba penisku.

“Wow besar juga burungmu, Dik Sony..” sambil terus diraba turun naik, aku mulai merasakan kenikmatan yang belum pernah kurasakan.

“Dik Sony.. boleh dong Tante liat burungnya?” belum sempat aku menjawab, Tante Evi sudah menarik ke bawah celana pendekku, praktis tinggal CD-ku yang tertinggal plus kaos T-shirtku.

“Oh.. besar sekali dan sampe keluar gini, Dik Sony.” kata Tante sambil mengocok penisku, nikmat sekali dikocok Tante Evi dengan tangannya yang halus mulus dan putih itu.

Aku tanpa sadar terus mendesah nikmat, tanpa aku tahu, penisku ternyata sudah digosok-gosokan diantara buah dadanya yang montok dan besar itu. “Ough.. Tante.. nikmat Tante.. ough..” desahku sambil bersandar di dinding.

Setelah itu, Tante Evi memasukkan penisku ke bibirnya, dengan buasnya dia mengeluar-masukkan penisku di mulutnya sambil sekali-kali menyedot, kadang-kadang juga dia menjilat dan menyedot habis 2 telur kembarku.

Aku kaget, tiba-tiba Tante Evi menghentikan kegiatannya. Dia pegangi penisku sambil berjalan ke arah bak mandi, lalu Tante Evi nungging membelakangiku, sebongkah pantat terpampang jelas di depanku.

“Dik Sony.. berbuatlah sesukamu.. kerjain Tante ya?!” Aku melihat pemandangan yang begitu indah, vagina dengan bulu halus yang tidak terlalu lebat. Lalu langsung saja kusosor vaginanya yang harum dan ada lendir asin yang begitu banyak keluar dari vaginanya.

Kulahap dengan rakus vagina Tante Evi, aku mainkan lidahku di klitorisnya, sesekali kumasukkan lidahku ke lubang vaginanya.

“Ough Sonn.. ough..” desah Tante Evi sambil meremas-remas susunya.

“Terus Son.. Sonn..” aku semakin keranjingan, terlebih lagi waktu kumasukkan lidahku ke dalam vaginanya ada rasa hangat dan denyut-denyut kecil semakin membuatku gila.

Kemudian Tante Evi tidur terlentang di lantai dengan kedua paha ditekuk ke atas. “Ayo Dik Sony.. Tante udah nggak tahan.. mana burungmu Son?”

“Tante udah nggak tahan ya?” kataku sambil melihat pemandangan demikian menantang, vaginanya dengan sedikit rambut lembut, dibasahi cairan harum asin demikian terlihat mengkilat, aku langsung menancapkan penisku di bibir vaginanya.

“Aoghh..” teriak Tante Evi.

“Kenapa Tante..?” tanyaku kaget. “Nggak.. Nggak apa-apa kok Son.. teruskan.. teruskan..”

Aku masukkan kepala penisku di vaginanya. “Sempit sekali Tante.. sempit sekali Tante?”

”Nggak pa-pa Son.. terus aja.. soalnya udah lama sich Tante nggak ginian.. ntar juga enak kok..”

Yah, aku paksa sedikit demi sedikit, baru setengah dari penisku amblas. Tante Evi sudah seperti cacing kepanasan menggelepar kesana kemari.

“Ough.. Son.. ouh.. Son.. enak Son.. terus Son.. oughh..” desah Tante Evi, begitu juga aku walaupun penisku masuk ke vaginanya cuman setengah tapi kempotannya sungguh luar biasa, nikmat sekali. Semakin lama gerakanku semakin cepat, kali ini penisku sudah amblas dimakan vagina Tante Evi. Keringat mulai membasahi badanku dan badan Tante Evi.

Tiba-tiba Tante Evi terduduk sambil memelukku dan mencakarku. “Oughh Son.. ough.. luar biasa.. oughh.. Sonn..” katanya sambil merem melek.

“Kayaknya aku mau orgasme.. ough..” penisku tetap menancap di vagina Tante Evi.

“Dik Sony udah mau keluar ya?” Aku menggeleng, kemudian Tante Evi terlentang kembali. Aku seperti kesetanan menggerakkan badanku maju mundur, aku melirik susunya yang bergelantungan karena gerakanku, aku menunduk, kucium putingnya yang coklat kemerahan.

Tante Evi semakin mendesah, “Ough.. Sonn..” tiba-tiba Tante Evi memelukku sedikit agak mencakar punggungku.

“Oughh.. Sonn.. aku keluar lagi..” Vaginanya kurasakan semakin licin dan semakin besar, tapi denyutannya semakin kerasa. Aku dibuat terbang rasanya. Ah, rasanya aku sudah mau keluar. Sambil terus goyang, kutanya Tante Evi.

“Tante.. aku keluarin di mana Tante..? Di dalam boleh nggak..?” “Terseraahh.. Soonn..” desah Tante Evi. Kupercepat gerakanku, burungku berdenyut keras, ada sesuatu yang akan dimuntahkan oleh penisku.

Akhirnya semua terasa enteng, badanku serasa terbang, ada kenikmatan yang sangat luar biasa. Akhirnya kumuntahkan laharku dalam vagina Tante Evi, masih kugerakkan badanku dan rupanya Tante Evi orgasme kembali lalu dia gigit dadaku,

“Oughh..” “Dik Sony.. Sonn.. kamu memang hebat..” Aku kembali mangenakann CD-ku serta celana pendekku. Sementara Tante Evi masih tetap telanjang, terlentang di lantai.

“Dik Sony.. kalo mau beli makan malam lagi yah.. jam-jam sekian aja ya..” kata Tante Evi menggodaku sambil memainkan puting dan klitorisnya yang masih nampak bengkak.

“Tante ingin Dik Sony sering makan di rumah Tante ya..” kata Tante Evi sambil tersenyum genit. Kemudian aku pulang, aku jadi tertawa sendiri karena kejadian tadi.

Ya gimana tidak ketawa cuma gara-gara “Ayam Goreng” aku bisa menikmati indahnya bercinta dengan Tante Evi. Dunia ini memang indah.

CERITA SEX, KUMPULAN CERITA DEWASA, CERITA PANAS, KOLEKSI CERITA MESUM, CERITA SEKS, CERITA 17+, ANAK SMP BUGIL DAN SISWI SMA BUGIL TELANJANG, TANTE BUGIL, TANTE GIRANG BUGIL, TANTE GIRANG VAGINA MERAH BASAH, ABG TELANJANG SMA DAN VIDEO VAGINA MERAH BASAH, SEX CEWEK NGENTOT, SITUS VAGINA MERAH BASAH, KHUSUS ANAK SMP, CERITA SEX ABG, SUKA BUGIL, ABG FOTO BUGIL TERBARU, ABG NGENTOT MEMEK, ABG SITUS VAGINA MERAH BASAH, KHUSUS ANAK SMA, SITUS VAGINA MERAH BASAH, ABG HOT VAGINA MERAH BASAH, CERITA SEKS PEREK ANAK SMA, SMA TELANJANG, CEWEK SMA BUGIL, SISWI SMU BUGIL, DOWNLOAD PERGAULAN BEBAS ANAK ANAK SMA, MEMEK NGANGKANG DIENTOT,
ADSENSE HERE!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright © Zona Bokep. All rights reserved. Template by CB